Dua minggu lalu hari-hari yang aku lalui terasa begitu berat dan menyiksa
(haha..lebay dikit). Ujian akhir semester pertama di kuliah S2 dua minggu yang
lalu itu benar-benar menyita pikiran, tenaga, waktu, dan uang (efek stres
banyak jajan). Sistem ujian akhir take home yang berlaku bagi semua mata
kuliahku itu meringankan sekaligus relatif memberatkan. Meringankan karena aku
memiliki banyak waktu untuk berpikir dan mencari materi sebelum menjawab soal
ujian dari dosen. Pada saat yang sama take
home exam, yang memberikan banyak kesempatan bagiku untuk mencari banyak
referensi itu, seakan mengharuskanku untuk memberikan jawaban yang sempurna
lagi panjang! Dasar mungkin aku bukan orang yang mudah puas dan pe de dengan jawaban seringkali aku berputar-putar pada satu soal saja dengan maksud agar
medapat jawaban yang so perfect!
Inilah yang kemudian menjadi sumber keletihanku, selayaknya abang becak yang
ngangkut sapi hamil seharian (haha...). Untuk menjawab satu soal saja kadang
aku menghabiskan waktu1-3 jam! Memang untuk beberapa mata kuliah format
pengerjaan soal itu berupa makalah. Jawaban untuk satu soal membutuhkan
elaborasi yang panjaaaaang sekali! Dalam waktu 1-3 jam bahkan lebih itu aku
diharuskan menjawab seilmiah mungkin tidak boleh asbun (asal bunyi) dan astul
(asal tulis). Setiap kalimat penting harus ada foot note. Sebab kata Bu Endang, dosen Sistem Ekonomi Amerika yang
kaya akan pengetahuan dan filosofi, sebagai mahasiswa S2 dalam menjawab
persoalan kita dituntut untuk menunjukan intelektualitas kita bukan emosional.
Terus terang diluar ujian akhir aku termasuk orang yang tidak suka
begadang. Tidur paling malam bagiku adalah jam 11 tepat! Jam segitu bagi
sebagian teman-temanku adalah jam yang sangat awal! UAS seakan telah merenggut
waktu tidurku! (haha..lebay jilid 2). Jam tidurku saat UAS berubah menjadi jam
2 bahkan jam 3 dini hari saudara-saudara!! Dan paginya antara sadar dan tidak
aku menunaikan shalat subuh, yang lebih tepat dikatakan sebagai shalat subha
(subuh-dhuha) alias kawanen alias telat bin late!
Lebih parahnya, shalat subha itu
masih menjadi penyakit yang sulit aku sembuhkan sampai saat ini! Duh Gusti
Allah aku mohon ampun.. hiks! Kembali soal UAS yang dahsyat itu, sebenarnya aku
sadar bahwa kesulitan itu bukan semata-mata dari faktor UAS-nya. Lebih dari
itu, aku sangat ikut andil dalam tersendatnya kehidupanku..alah. haha.
Menejemen waktu yang ngawur harus aku perbaiki untuk semester-semester
selanjutnya. Dan saudara-saudara, andai saja aku tidak menunda pengerjaan soal
UAS itu sampai satu hari sebelum deadline
mungkin saja aku tidak akan se-stres saat itu. Hahaha..jadi selain soal UAS dan
keharusan menjawab dengan ilmiah itu sikapku juga sangat ikut andil dalam
mencapai ketenangan (haha).
Untunglah, walhamdulillah, UAS semester pertama telah berlalu. Dua dari
delapan nilai mata kuliah telah ‘dilahirkan’. Hasilnya alhamdulillah diluar
dugaan, baik. Aku yakin nilai itu salah satunya terjadi karena doa ibu ku pada
Allah. Mudah-mudahan enam mata kuliah lain juga bernasib sama baiknya dengan
dua mata kuliah itu. Aamiin ya Rabb! Aku yakin UAS (baca: penyiksaan) haha kidding, itu adalah tempaan intelektual
agar kelak aku layak menyandang gelar M.A.
dari universitasku itu! Bukan M.A.
yang abal-abal, palsu, dan ndeso! Semakin aku sabar dan cerdas dalam
mengerjakan soal-soal ujian itu maka daya nalarku akan semakin berkembang.
Selain itu aku jadi sadar bahwa ternyata aku telah sombong. Merasa sudah
menguasai segalanya. Kenyataannya nol besar! Untuk mengerjakan satu soal saja
sampai tiga jam! Gila meeeen! Haha. Aku masih bodoh dan harus terus belajar
(pasang ikat kepala).
Saat UAS berlangsung yang ada dipikiranku, dan mungkin juga kebanyakan
teman-teman (terlihat dari banyaknya keluhan di sosmed), adalah kapan UAS ini
berakhir dan berganti dengan liburan yang bisa diisi dengan aktivitas-aktivitas
surgawi, semacam boci (bobo ciang) dan nopi (nonton tipi) haha. Pada akhirnya
pun waktu yang dinanti-nanti itu datang juga. UAS telah berakhir, liburan
panjang bahkan sangat panjang (sudah aku ukur panjangnya) didepan mata. Kini,
seminggu sudah aku jalani liburan UAS semester pertama.
Rasanya...subhanallah.......... (dasar aku tidak bersyukur) membosankan!!! Yah,
sudah seminggu ini aku menjadi menjadi zombie yang menghabiskan hampir seharian
didepan laptop untuk nonton film atau sekedar chat2 iseng dengan rekan-rekan
seperjuangan di sosmed! Astaghfirullah...taubatlah rifkaaaa!!! Tentu tidak
seluruhnya waktu libur ini aku manfaatkan hanya untuk iseng-iseng chat. Sering
aku buka situs-situs pembelajaran (haha...salah satu tameng). Namun tetap saja
perasaan bosang dan jenuh menghampiri. MasyaAllah betapa kufurnya aku ya Allah.
Ampuni aku!
Ada banyak hikmah yang bisa aku petik dari peristiwa naas yang aku rasakan
ini (mudah-mudahan tidak lebay..haha!). Bersyukur dan ikhlas, mungkin itu
kuncinya! UAS yang aku anggap sebagai penyiksaan saat itu mestinya aku anggap
sebagai ladang ibadah, aku mesti mensyukurinya. UAS itu ladang ibadah karena
saat mengerjakannya seseorang dituntu untuk mengerahkan akal pikirannya. Dalam
proses itu seseorang belajar. Sementara mengerahkan seluruh pikiran dan belajar
adalah jihad! Saat-saat berat dikala UAS itu harusnya menguatkanku
(aseeeek...hahaha). Bukan melemahkanku. Mudah-mudahan setelahnya aku bisa
menjadi lebih baik, lebih bersyukur dan lebih ikhlas. Pun dengan liburan yang
seakan sangat berperan menjadikanku sebagai seorang zombie tulen ini tidak
semestinya aku kutuk. Banyak hal yang semesetinya bisa aku lakukan diliburan
ini. Maka bertaubatlah......rifkaaaa. Carilah jodoh!!! *lohhhh
Mampir ya ke Kirim Ceritamu kalau ada cerita menarik lainnya yang mau di share
BalasHapus